Nyari kost di Bali ternyata susah. Itu kalau mau yang kondisinya win-win tapinya; easy access, fully furnished, nice environment, nice neighbourhood, affordable, dan yang lebih khusus lagi: boleh bawa isteri dan anak bayi... faktor terakhir ini yang seringkali jadi sandungan... Kalau sekedar ada sih banyak... tapi tetep ada masalah juga soalnya, rata-rata kost-an di Bali sini nggakan cocok buat fresh newcomers, karena setting standar di Bali sini kost itu adalah "kosongan", alias nggak ada isinya sama sekali! Faktor plusnya adalah, seakan udah konsensus bersama, rata-rata kost disini udah include kamar mandi dalem, dan space buat dapur! Hal yang sangat impossible didapet di Jakarta sekalipun kecuali kita nyewa rumah atau apartment.
Jenis kosongan begitu mungkin cocok kalau gw masih single. Tinggal ke CaFo beli kasur lipet (atau tiker), plus kipas angin. There! I'm happy! Tapi kalau bawa keluarga maka harus lebih mikir dikit karena kasian kalau anak-isteri harus bengong dan tersiksa udara panas di kamar kala ditinggal kerja si bapak... Jadi walaupun banyak tempat menawarkan kost "kosongan" ini dengan harga menggiurkan, cuma sekitar 350 - 450K sebulan (minus listrik, biasanya ada meteran, tapi udah KMD dan ada dapur), gw nyarinya yang fully furnished dan minimal ada AC. Bagusnya, jenis yang terhitung lux beginian ternyata pasarannya juga ada yang murah, cuma sekitar 600K sebulan (kadang all-in kadang minus listrik) di lokasi yang nggak terlalu jauh dari jalan besar. Tapi untuk setting berkeluarga, pasarannya rada mahal; antara 1.5 sampe 2.5 juta sebulan, itupun kadang belum termasuk listrik. Tempat yang gw tinggali sekarang ini, amazingly masang harga "cuma" 1 jt sebulan, ini udah ada AC, TV, kulkas, lemari, spring bed, KMD keramik bersih, shower, kualitas air yang bagus, easy access by taxi, pantry. Walau belum termasuk listrik yaa, tapi itupun kata yang jaga, kalau kita ngelanjutin ke bulan ke-2 maka biaya sewa kamarnya turun jadi 800K saja! Makanya langsung gw kasi DP di malem itu dan pulang buat beres-beres biar bisa check-out pagi-pagi dari hotel.
Alhamdulillah berhasil memenuhi target awal; tinggal di hotel cuma 4 malam, sisanya (3 hari) cash-out saja buat nambah-nambah modal pindahan =D.
Yang rada nggak kepikiran adalah... sarana transportasi... karena sampe hari gw check-out dari hotel gw masih belum dapet sewa motor bulanan dengan harga yang cocok... dan setelah ngubek-ngubek sekitar kostpun ternyata di daerah sini nggak ada rental motor. Jadi inget baik-baik buat para calon pendatang... rental motor 90% adanya di Kuta! Dan yang diluaran sana nyaris mustahil dicari via koran atau online karena umumnya mereka nggak beriklan.
Rental akhirnya dapet walaupun motor tua, karena gw keabisan stock. Tapi dah sangat sangat mending lah daripada kayak kemaren gw harus jalan kaki dari by-pass (nebeng shuttle dari kantor) dan jalan kaki ke kost yang ternyata butuh waktu 40 menitan! Gemporr... Satu hal yang gw kurang suka dari Bali ya inilah dia... nggak ada angkot! Even Ojek pun susah! Jadi mau kemana-mana jadinya sangat tergantung kenpri atau taxi. Sementara taxi tarifnya lumayan bikin meringis kalau dibikin rutin...
Berikut sedikit rekap dari hasil hunting prasarana vital di Bali ini, khususnya Denpasar dan sekitarnya:
Sedikit ilustrasi: Nasi Padang pake lauk plus sayur, disekitar Tuban, Kuta minggir dikit - 11K. Mie Ayam di daerah yang sama - 7K. Makan di warung nasi Jawa pake lauk plus sayur di Raya Pemogan (jauh dari daerah wisata tapi padat pendatang)- 5K / 7K, Nasi Soto Ayam - 8K, Mie Ayam 5K.
Atau kalau mau berpatokan dari Nasi Jenggo:
Trus yang paling penting sih supaya urusan kepindahan anda lancar, maka kalau anda punya Tuhan, jangan lupa berdo'a...
Jenis kosongan begitu mungkin cocok kalau gw masih single. Tinggal ke CaFo beli kasur lipet (atau tiker), plus kipas angin. There! I'm happy! Tapi kalau bawa keluarga maka harus lebih mikir dikit karena kasian kalau anak-isteri harus bengong dan tersiksa udara panas di kamar kala ditinggal kerja si bapak... Jadi walaupun banyak tempat menawarkan kost "kosongan" ini dengan harga menggiurkan, cuma sekitar 350 - 450K sebulan (minus listrik, biasanya ada meteran, tapi udah KMD dan ada dapur), gw nyarinya yang fully furnished dan minimal ada AC. Bagusnya, jenis yang terhitung lux beginian ternyata pasarannya juga ada yang murah, cuma sekitar 600K sebulan (kadang all-in kadang minus listrik) di lokasi yang nggak terlalu jauh dari jalan besar. Tapi untuk setting berkeluarga, pasarannya rada mahal; antara 1.5 sampe 2.5 juta sebulan, itupun kadang belum termasuk listrik. Tempat yang gw tinggali sekarang ini, amazingly masang harga "cuma" 1 jt sebulan, ini udah ada AC, TV, kulkas, lemari, spring bed, KMD keramik bersih, shower, kualitas air yang bagus, easy access by taxi, pantry. Walau belum termasuk listrik yaa, tapi itupun kata yang jaga, kalau kita ngelanjutin ke bulan ke-2 maka biaya sewa kamarnya turun jadi 800K saja! Makanya langsung gw kasi DP di malem itu dan pulang buat beres-beres biar bisa check-out pagi-pagi dari hotel.
Alhamdulillah berhasil memenuhi target awal; tinggal di hotel cuma 4 malam, sisanya (3 hari) cash-out saja buat nambah-nambah modal pindahan =D.
Yang rada nggak kepikiran adalah... sarana transportasi... karena sampe hari gw check-out dari hotel gw masih belum dapet sewa motor bulanan dengan harga yang cocok... dan setelah ngubek-ngubek sekitar kostpun ternyata di daerah sini nggak ada rental motor. Jadi inget baik-baik buat para calon pendatang... rental motor 90% adanya di Kuta! Dan yang diluaran sana nyaris mustahil dicari via koran atau online karena umumnya mereka nggak beriklan.
Rental akhirnya dapet walaupun motor tua, karena gw keabisan stock. Tapi dah sangat sangat mending lah daripada kayak kemaren gw harus jalan kaki dari by-pass (nebeng shuttle dari kantor) dan jalan kaki ke kost yang ternyata butuh waktu 40 menitan! Gemporr... Satu hal yang gw kurang suka dari Bali ya inilah dia... nggak ada angkot! Even Ojek pun susah! Jadi mau kemana-mana jadinya sangat tergantung kenpri atau taxi. Sementara taxi tarifnya lumayan bikin meringis kalau dibikin rutin...
Berikut sedikit rekap dari hasil hunting prasarana vital di Bali ini, khususnya Denpasar dan sekitarnya:
- Kost: Denpasar Selatan (untuk aktivitas sekitar Kuta dan Sanur Selatan), cari daerah Renon, Pulau Moyo, Sesetan, Raya Pemogan. Budget mulai 350K - 1.5 jt
- Kost: Denpasar Selatan agak ke pusat, cari daerah Teuku Umar, Imam Bonjol, Diponegoro, Pulau Kawe, dan jalan-jalan satelit sekitar situ. Budget mulai 350K - 1.5 jt
- Kost: Kuta, cari aja di Poppies Lane, suka ada yang bisa long-stay dengan harga murah, tapi untuk yang lumayan biasanya minta diatas 1 jt. untuk kualitas yang di lokasi lain bisa 600K an.
- Transportasi: sewa motor bulanan antara 450K (motor taun 2002) - 700K (Vario baru). Kalau harian antara 35K - 60K. Kalau Harley kayaknya anda salah klik dan nyampe ke tulisan ini dalam status nyasar.
- Kontak teman anda (sesama pendatang) yang udah lebih lama tinggal di Bali
- Browsing ke forum2 komunitas di internet, terutama KASKUS
- Ada agen2 properti yang juga bisa dimintai tolong nyari kost, tapi biasanya untuk budget 1.5 juta keatas perbulannya
- Pooling data, shortlisting, kontak via telepon sasaran yang diincer
- Sewa motor untuk survey lokasi, karena lebih mudah dan lincah keluar-masuk gang
- Setelah menemukan sasaran dari hasil pooling data, lanjutkan dengan menjelajah daerah sekitar, karena biasanya kost2an ini berdekatan satu sama lain
- Sumber informasi on the spot yang jitu: tukang makanan keliling, binatu.
- Banyak binatu kiloan / murah
- Banyak warnet
- Banyak tukang jualan makanan
- Banyak motor berkeliaran
- Adanya wanita-wanita berpakaian rumah / santai / libur / tidur berkeliaran dijalan, yang dengan yang sangat jelas meneriakkan "gw bukan orang sini dan keluar kost hanya buat ke warnet / warung / beli makan". Penampilan cute, lumayan worthed buat dilirik.
- Seperti no.5 tapi penampilan walau miskin kain dan serba Glastnost, tapi tidak terlihat menarik. Nomer lima dan enam ini mencolok, karena penampilannya kontras dengan warga asli Bali yang rata-rata berpakaian lebih sopan dan konservatif.
- Adanya rumah-rumah dengan tulisan "dilarang parkir didepan pintu", padahal bukan disebelah restoran atau tempat kesibukan
- Adanya rumah-rumah dengan paviliun berderet masuk kedalam
- Adanya populasi motor dan mobil diparkir yang kelewat banyak untuk dimiliki hanya oleh satu keluarga
- Adanya rumah dengan papan tulisan "kost penuh" =P
- Adanya rumah dengan papan tulisan "terima kost" <- Selamat! Anda beruntung!
Sedikit ilustrasi: Nasi Padang pake lauk plus sayur, disekitar Tuban, Kuta minggir dikit - 11K. Mie Ayam di daerah yang sama - 7K. Makan di warung nasi Jawa pake lauk plus sayur di Raya Pemogan (jauh dari daerah wisata tapi padat pendatang)- 5K / 7K, Nasi Soto Ayam - 8K, Mie Ayam 5K.
Atau kalau mau berpatokan dari Nasi Jenggo:
- Pantai Kuta depan Hard Rock Cafe - 5K
- Tuban deket kantor Mitrais - 3K
- Pemogan deket kost gw - 2.5K
Trus yang paling penting sih supaya urusan kepindahan anda lancar, maka kalau anda punya Tuhan, jangan lupa berdo'a...