Banyaknya pelajar mahasiswa dan pegawai yang berasal dari luar daerah menjadikan pemilik kost-kostan menikmati keuntungan darinya. Usaha ini dapat dijalankan hanya dengan memanfaatkan kamar dirumah yang tidak lagi dipakai atau berpenghuni.
Bisnis kost-kostan memang cukup menjanjikan, terlebih di kota-kota pusat perdagangan atau di kota-kota pelajar dan industri.
Selain penghasilan yang terus mengalir setiap bulannya, sebagai usaha jangka panjang, pemilik kost-kostan bisa menikmati keuntungan dari terus naiknya nilai tanah.
Pengelolaan usaha kost-kostan ini juga tidak begitu rumit. Bila tidak mau repot mengurusi anak-anak kost, pemilik bisa mempekerjakan orang lain untuk pengelolaan tiap hari dan hanya melakukan kontrol dan pengecekan berkala saja.
Fasilitas & Pemasaran
Untuk fasilitas dari masing-masing usaha kost-kostan juga bermacam-macam. Ada yang dari mereka menyediakan fasilitas yang diisi dengan ranjang dan dilengkapi meja tulis, almari, kamar mandi dalam.
Bahkan untuk kost-kostan yang membidik pasar atas yakni anak-anak orang kaya, biasa dilengkapi dengan fasilitas alat pendingin ruangan juga telepon sendiri. Namun banyak juga yang menyediakan kamar kosongan untuk diisi sekehendak penyewa kamar.
Pemilik kost-kostan tak cukup hanya memasang plang “menerima kost” di depan pondokannya. Mereka harus aktif menjaring pasar. Caranya, bisa dengan menyebarkan selebaran penawaran atau brosur ke kampus-kampus, kantor-kantor atau warung-warung yang ramai dikunjungi. Bila perlu memberi iming-iming pada calon penyewa seperti gratis sewa satu bulan untuk penyewa yang membayar sewa enam bulan sekaligus.
Memberikan kelonggaran dalam waktu pembayaran dan mempertahankan harga lama bagi penghuni lama juga bisa dilakukan sebagai alternatif untuk memasarkan usaha kos-kosannya.
Lokasi, Pengelolaan & Harga Sewa
Lokasi kost-kostan yang pas juga perlu diperhatikan. Selain dekat dengan kampus atau tempat kerja, diusahakan memiliki akses yang mudah untuk ke daerah lain. Dengan demikian harga yang ditawarkan ke calon konsumen bisa tinggi.
Contohnya adalah kost-kostan “Dhiya Nisa”, yang berada di daerah Pugeran, Yogyakarta. Letak kost-kostan ini berdekatan dengan beberapa kampus dan kantor pajak yang membuat kost-kostan ini tidak pernah kosong.
Saat ditemui tim bisnisukm, ibu Erna Zulianti, pemilik kost-kostan “Dhiya Nisa” bercerita banyak perihal usaha ini. Awalnya adalah keinginan untuk mendapatkan tambahan pemasukan selain dari penghasilan suaminya yang bekerja di perusahaan swasta. Dengan persetujuan suaminya akhirnya mbak Erna, panggilan akrabnya, membangun beberapa kamar untuk dijadikan usaha kost-kostan.
Pengelolaan sepenuhnya ia lakukan sendiri dengan dibantu satu orang pembantu yang dipekerjakannya untuk membersihkan area kost-kostan sekaligus untuk menjaga keamanan kos.
Sebagian besar anak-anak kost yang tinggal di “Dhiya Nisa” adalah mahasiswa dan pegawai. Tarif yang dipasang untuk masing-masing kamar bervariasi. Mulai dari 150.000 sampai dengan 200.000 tergantung dari besarnya kamar yang disewa. Harga ini menurut pengakuan mbak Erna, belum termasuk uang listrik untuk penambahan perangkat seperti komputer, dispenser dan televisi.
Simulasi Keuntungan
Pemasukan
Sewa kamar rata-rata Rp. 200.000/bulan
Sewa 20 kamar kost = Rp. 200.000,00 x 20 x 12 = Rp. 48.000.000
Pengeluaran
Listrik dan air = Rp. 600.000 x 12 = Rp. 7.200.000
Gaji pegawai = Rp. 500.000 x 12 = Rp. 6.000.000
Biaya perbaikan (cat, pompa air, keran air, dll) = Rp. 3.000.000
Total pengeluaran = Rp 16.200.000
Keuntungan bersih per tahun
Rp 48.000.000 – Rp 16.200.000 = Rp 31.800.000
http://bisnisukm.com/
Dipublikasikan pada 20 April 2009 oleh admin Kategori Peluang Bisnis
Anda baru saja membaca artikel Situs Alamat Kost daerah kota 2018 yang berkategori ARTIKEL
dengan alamat judul Penghasilan Terus Mengalir Dari Usaha Kost-Kostan. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://kost-bebas-daerah.blogspot.com/2010/01/penghasilan-terus-mengalir-dari-usaha.html. Terima kasih!
Posted by: templates-office.com
Penghasilan Terus Mengalir Dari Usaha Kost-Kostan Updated at :
01.26
Rabu, 20 Januari 2010
0 komentar:
Posting Komentar