Pilih Kost bebas daerah kota

Sabtu, 17 Januari 2009

Kost di daerah Kemanggisan

TerimaKost khusus Pria
Kemanggisan Ilir JakartaBarat , di dekat Slipi Jaya Plaza
Lokasi sangat strategis, di dalam komplek, Akses kendaraan umum mudah

Kamar AC (uk 4x3 m2) Rp 900.000/bulan
Kamar Non AC (uk 3x3 m2) Rp 600.000/bulan

fasilitas furniture lengkap, Kamar mandi luar dan sudah termasuk cuci setrika.

Silahkan hub : 021-5483906 / 08129078131

Info Bandung > Jalan-Jalan di Jalan Dago

Info Bandung | Jalan-Jalan di Jalan Dago
Menurut Sejarah Jalan Dago dibangun untuk memondokkan/ mengumpulkan orang-orang eropa yang berada di bandung pada zaman kolonialisme Belanda.
Seperti jalan pokok lainnya Jalan Dago atau sekarang ini disebut Jl. Ir. H.Juanda. Sampai awal dari dekade 60-an, jalan ini masih mempunyai nilai khusus bagi pejalan kaki, pengendara sepeda, pedati dan pengendara sepeda motor.

Jalan Dago sejak dulu memiliki jalan-jalan aspal dua jurusan yang lebar berbeda dengan jalan di bandung lainnya. Kedua-duanya sisi dari jalan mempunyai bidang hijau yang ditanam oleh pohon-pohon damar yang menjadi hal menonjol dari bidang ini. Di samping itu, di tengah-tengah kedua-duanya bentuk mempunyai setengah penyiku.
Jalan Dago mulai dinamai Jalan Dago karena ada kisah menariknya. Yaitu penduduk pribumi yang berada di Dago atas bila ingin melewati Jalan Dago menuju Pusat Kota Bandung, selalu saling menunggu terutama di pagi hari untuk melewati jalan tersebut yang terkenal rawan (Sunda: Da-da-go-an [saling menunggu]). Itulah mengapa kemudian jalan ini dikenal dengan nama JALAN DAGO.

Sekarang Ini Jalan Dago sudah menjadi suatu pusat bisnis dan tempat untuk para remaja untuk berkumpul. Ada banyak fasilitas belanja dan hotel-hotel di jalan ini, seperti Dago Plaza, Cafe, Toko Buku, FO, dan hotel-hotel bintang pun ada disini.
Sisi Yang lain dari Jalan Dago adalah eksklusif dari gaya arsitektur bangunannya. Jalan Dago merupakan Kompleks pilihan pada jaman kolonialisme ini adalah kaya dengan rumah arsitektur yang diciptakan oleh arsitek-arsitek orang Eropa. Itu dapat dilihat dari setiap bagian dari gaya arsitektur bangunannya.

Berjalan-jalan Dago Street pada cahaya siang atau pada malam hari akan memberi anda pengalaman tidak terlupakan dan dapat merasakan romantisnya kota Bandung.

Kost di Cilandak

Jl. Mangga No. 1 Fatmawati, Kel. Gandaria Selatan - Jakarta Selatan

Pria/Wanita,
AC, Kamar Mandi Dalam,
Ruang Tamu,
Aman, Rp. 450.000/Bulan

Phone: 7690372 - Sinta Ananta

Kost Pondok Indah

Karyawan/ti. Kamar Mandi Dalam
Suasana Kekeluargaan
Parkir Luas. Lokasi Strategis, Dekat Pondok Indah Mall, Gedung Erricsson, dll
Harga : Rp. 700.000 - 1.300.000
Hub: 7661538, 081808610219, 08161411914, 081806403724

Kamis, 11 Desember 2008

Bandung > CityGuide, Info Bandung

Saat ini Bandung terbagi menjadi 1 kotamadya dan 2 kabupaten (kabupaten bandung dan kabupaten bandung barat).


Kota Bandung itu sendiri tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Dan mempunyai jarak yang sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681.

Semula Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota Bandung sekarang. Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati ke-6, yakni R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum I", kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan hindia Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811). Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa timur (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing.

Di daerah Bandung khususnya dan daerah Priangan umumnya, Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, Di daerah Bandung sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk Daendels melalui surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari),

Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan.Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.

Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali lahan bakal ibukota baru. Mula-mula bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon Kawung).

Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.