Info Bandung | Jalan-Jalan di Jalan Dago
Menurut Sejarah Jalan Dago dibangun untuk memondokkan/ mengumpulkan orang-orang eropa yang berada di bandung pada zaman kolonialisme Belanda.
Seperti jalan pokok lainnya Jalan Dago atau sekarang ini disebut Jl. Ir. H.Juanda. Sampai awal dari dekade 60-an, jalan ini masih mempunyai nilai khusus bagi pejalan kaki, pengendara sepeda, pedati dan pengendara sepeda motor.
Jalan Dago sejak dulu memiliki jalan-jalan aspal dua jurusan yang lebar berbeda dengan jalan di bandung lainnya. Kedua-duanya sisi dari jalan mempunyai bidang hijau yang ditanam oleh pohon-pohon damar yang menjadi hal menonjol dari bidang ini. Di samping itu, di tengah-tengah kedua-duanya bentuk mempunyai setengah penyiku.
Jalan Dago mulai dinamai Jalan Dago karena ada kisah menariknya. Yaitu penduduk pribumi yang berada di Dago atas bila ingin melewati Jalan Dago menuju Pusat Kota Bandung, selalu saling menunggu terutama di pagi hari untuk melewati jalan tersebut yang terkenal rawan (Sunda: Da-da-go-an [saling menunggu]). Itulah mengapa kemudian jalan ini dikenal dengan nama JALAN DAGO.
Sekarang Ini Jalan Dago sudah menjadi suatu pusat bisnis dan tempat untuk para remaja untuk berkumpul. Ada banyak fasilitas belanja dan hotel-hotel di jalan ini, seperti Dago Plaza, Cafe, Toko Buku, FO, dan hotel-hotel bintang pun ada disini.
Sisi Yang lain dari Jalan Dago adalah eksklusif dari gaya arsitektur bangunannya. Jalan Dago merupakan Kompleks pilihan pada jaman kolonialisme ini adalah kaya dengan rumah arsitektur yang diciptakan oleh arsitek-arsitek orang Eropa. Itu dapat dilihat dari setiap bagian dari gaya arsitektur bangunannya.
Berjalan-jalan Dago Street pada cahaya siang atau pada malam hari akan memberi anda pengalaman tidak terlupakan dan dapat merasakan romantisnya kota Bandung.
Menurut Sejarah Jalan Dago dibangun untuk memondokkan/ mengumpulkan orang-orang eropa yang berada di bandung pada zaman kolonialisme Belanda.
Seperti jalan pokok lainnya Jalan Dago atau sekarang ini disebut Jl. Ir. H.Juanda. Sampai awal dari dekade 60-an, jalan ini masih mempunyai nilai khusus bagi pejalan kaki, pengendara sepeda, pedati dan pengendara sepeda motor.
Jalan Dago sejak dulu memiliki jalan-jalan aspal dua jurusan yang lebar berbeda dengan jalan di bandung lainnya. Kedua-duanya sisi dari jalan mempunyai bidang hijau yang ditanam oleh pohon-pohon damar yang menjadi hal menonjol dari bidang ini. Di samping itu, di tengah-tengah kedua-duanya bentuk mempunyai setengah penyiku.
Jalan Dago mulai dinamai Jalan Dago karena ada kisah menariknya. Yaitu penduduk pribumi yang berada di Dago atas bila ingin melewati Jalan Dago menuju Pusat Kota Bandung, selalu saling menunggu terutama di pagi hari untuk melewati jalan tersebut yang terkenal rawan (Sunda: Da-da-go-an [saling menunggu]). Itulah mengapa kemudian jalan ini dikenal dengan nama JALAN DAGO.
Sekarang Ini Jalan Dago sudah menjadi suatu pusat bisnis dan tempat untuk para remaja untuk berkumpul. Ada banyak fasilitas belanja dan hotel-hotel di jalan ini, seperti Dago Plaza, Cafe, Toko Buku, FO, dan hotel-hotel bintang pun ada disini.
Sisi Yang lain dari Jalan Dago adalah eksklusif dari gaya arsitektur bangunannya. Jalan Dago merupakan Kompleks pilihan pada jaman kolonialisme ini adalah kaya dengan rumah arsitektur yang diciptakan oleh arsitek-arsitek orang Eropa. Itu dapat dilihat dari setiap bagian dari gaya arsitektur bangunannya.
Berjalan-jalan Dago Street pada cahaya siang atau pada malam hari akan memberi anda pengalaman tidak terlupakan dan dapat merasakan romantisnya kota Bandung.