Dago Pakar, tempat wisata yang nggak jauh dari pusat kota bandung. Yah.. sekitar 6Km-an dari Alun-alun kota bandung. Mo tau histori-nya...
Banyak yang bilang dago pakar mulai terkenal sejak para insinyur belanda mulai membuat jalur air yang dialirkan dari sungai Cikapundung ke semacam danau/water cachement di Dago Pakar (belok kiri sebelum sampai di tempat parkir Tahura).
Dan ada yang bilang Goa Belanda sebenarnya adalah bagian dari rencana awal saluran air tersebut, tapi yang pasti akhirnya dibuat dan digunakan saluran air besar di bawah tanah antara goa belanda sampai ke danau/water cachement Dago tadi. (gak banyak yang tau kan kalo ternyata ada saluran air besar di bawah Tahura?)
Ada cerita dari Tour guide lokal di sana bahwa si Goa Belanda yang bentuknya mirip trisula ini, banyak memakan nyawa inlanders dalam pembuatannya. Selain karena tidak diberi jatah makanan cukup, harus tidur di dalam penjara di dalam goa yang dingin dan lembab, juga karena prinsipnya "orang yang mengetahui rahasia strategis Belanda, harus tidak boleh keluar hidup-hidup!". Tapi kata dia juga, di Goa Belanda mah gak ada jurig, karena Standard Operating Prochedure tempat wisata itu adalah "dilakukan pembersihan dari segala jurig yang mungkin mengganggu secara reguler".
Padahal Goa Jepang menurut gue agak spooky, mungkin karena ketinggian goanya yang gak terlalu tinggi dan terlihat jauh lebih alami (lantai batu/tanah dan dinding cadas). Anyway, Goa Jepang ini memang semata-mata dibuat untuk keperluan militer dan dibuat hanya selama 3 tahun masa pendudukan Jepang. Jadi, kebayang enggak berapa inlander lagi yang meninggal untuk pembuatan sebuah labirin goa batu cadas sekompleks itu?
Memang banyak cerita seputar dago pakar, bandung. Kalo ke bandung mampir2 deh ke dago pakar...
Banyak yang bilang dago pakar mulai terkenal sejak para insinyur belanda mulai membuat jalur air yang dialirkan dari sungai Cikapundung ke semacam danau/water cachement di Dago Pakar (belok kiri sebelum sampai di tempat parkir Tahura).
Dan ada yang bilang Goa Belanda sebenarnya adalah bagian dari rencana awal saluran air tersebut, tapi yang pasti akhirnya dibuat dan digunakan saluran air besar di bawah tanah antara goa belanda sampai ke danau/water cachement Dago tadi. (gak banyak yang tau kan kalo ternyata ada saluran air besar di bawah Tahura?)
Ada cerita dari Tour guide lokal di sana bahwa si Goa Belanda yang bentuknya mirip trisula ini, banyak memakan nyawa inlanders dalam pembuatannya. Selain karena tidak diberi jatah makanan cukup, harus tidur di dalam penjara di dalam goa yang dingin dan lembab, juga karena prinsipnya "orang yang mengetahui rahasia strategis Belanda, harus tidak boleh keluar hidup-hidup!". Tapi kata dia juga, di Goa Belanda mah gak ada jurig, karena Standard Operating Prochedure tempat wisata itu adalah "dilakukan pembersihan dari segala jurig yang mungkin mengganggu secara reguler".
Padahal Goa Jepang menurut gue agak spooky, mungkin karena ketinggian goanya yang gak terlalu tinggi dan terlihat jauh lebih alami (lantai batu/tanah dan dinding cadas). Anyway, Goa Jepang ini memang semata-mata dibuat untuk keperluan militer dan dibuat hanya selama 3 tahun masa pendudukan Jepang. Jadi, kebayang enggak berapa inlander lagi yang meninggal untuk pembuatan sebuah labirin goa batu cadas sekompleks itu?
Memang banyak cerita seputar dago pakar, bandung. Kalo ke bandung mampir2 deh ke dago pakar...